Home » Events » EDISI SPESIAL KE-30 TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL (TIFF) AKAN DIWARNAI BANYAK HAL BARU

EDISI SPESIAL KE-30 TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL (TIFF) AKAN DIWARNAI BANYAK HAL BARU

@ 2017 tiff-jp

@ 2017 tiff-jp

Menyambut perayaan di edisi ke-30 festivalnya, Tokyo International Film Festival (TIFF) tampil tak seperti biasanya. Ada sejumlah hal baru yang akan mewarnai perhelatan festivalnya di tangan Director General baru yang baru saja ditunjuk oleh UNIJAPAN Maret lalu.

Menggantikan Yasushi Shiina yang telah menjabat Director General TIFF selama 4 tahun sejak 2013, tepat sejak 10 Maret lalu, UNIJAPAN kini menunjuk Takeo Hisamatsu menjadi pemimpin barunya. Hisamatsu yang sudah berkarir selama 40 tahun di industri film Jepang sebagai managing director Shochiku Co., Ltd. sekaligus deputy general manager dari Warner Bros. Pictures, Jepang. Di tahun 2015, ia mendirikan perusahaannya sendiri, My Way Movies. Hisamatsu ikut memproduksi sejumlah film-film Jepang yang mendapat perhatian besar ke dunia luar seperti ‘Unforgiven’ (Sang-il Lee, 2013), ‘Rurouni Kenshin’ (Keishi Otomo, 2012), dua film Hirokazu Kore-edaAir Doll’ (2009) dan ‘Still Walking’ (2008), ‘Dear Doctor’ (Miwa Nishikawa, 2009) dan ‘Love and Honor’ (Yoji Yamada, 2006).

Image: asianfilmfestivals.com

Image: asianfilmfestivals.com

Memberikan sambutan dalam konferensi pers yang digelar Maret lalu, Hisamatsu berkomentar, “Harapan saya terhadap TIFF adalah kami dapat terus mempresentasikan film-film dari berbagai belahan dunia dalam keberagaman yang kaya bagi para pemirsanya, sambil tetap berbagi dalam kemeriahan dan kesenangan menikmati film”. Dalam salah satu wawancaranya dengan sebuah media film luar, Hisamatsu juga menjanjikan akan mengangkat performa TIFF tahun ini lewat film pembuka yang lebih update dalam statusnya sebagai penayangan world premiere ketimbang film-film pembuka beberapa tahun terakhir.

Yasushi Shiina sendiri diserahi jabatan baru sebagai CEO dari TIFFCOM, pasar film dan multikonten afiliasi TIFF sekaligus wakil presiden UNIJAPAN sebagai badan besar penyelenggaranya. Komite eksekutif TIFF ke-30 dan dewan penasehatnya juga dibentuk dengan sejumlah anggota baru. Menginjak usianya yang ke-14, TIFFCOM tahun ini akan digelar di Sunshine City, kompleks hiburan multifungsi yang meliputi hall pameran, hotel, pertokoan, restoran dan fasilitas hiburan lain yang berlokasi di Ikebukuro, Tokyo. Direncanakan dengan konsep baru untuk menyambut Olimpiade Tokyo 2020, Ikebukuro (Toshima City) akan menjadi penghubung baru kultur Jepang terhadap dunia dengan pembukaan 8 teater besar termasuk sinepleks sebagai ‘International City of Arts & Culture’, platform baru untuk semakin mengenalkan konten ‘Cool Japan’ ke mata dunia.

Bersama perayaan edisi ke-30 itu, TIFF tahun ini juga merilis 3 poster terbarunya yang dibesut oleh creative director Hiroshi Sasaki dan art director Akihiro Hamabe, berkolaborasi dengan sutradara film/fotografer terkenal Mika Ninagawa.

@2017 tiff-jp

@2017 tiff-jp

Masih menunggu waktu submisi film untuk festivalnya berakhir pertengahan Juli nanti, TIFF ke-30 tetap akan melanjutkan usaha festivalnya menemukan dan mengangkat talenta-talenta baru dari seluruh dunia dalam segmen kompetisi dalam keseluruhan penyelenggaraan festival yang akan dilangsungkan dalam 10 hari dari 25 Oktober ke November 3 mendatang, masih di venue utamanya, Roppongi Hills dan lokasi-lokasi keramaian lain di Tokyo.

Satu lagi hal baru yang baru saja diumumkan pekan lalu adalah segmen TIFFJapan Now yang tahun ini akan menggelar fokusnya terhadap 4 aktris ikonik mereka; Sakura Ando, Yu Aoi, Hikari Mitsushima dan Aoi Miyazaki. Titel segmen yang akan dinamai ‘The Muses of Japanese Cinema’ ini menunjukkan kekuatan 4 aktris terpilih tadi sebagai ikon baru sinema Jepang untuk diperkenalkan ke dunia internasional.

@2017 tiff-jp

@2017 tiff-jp

Aktris Sakura Ando sebelumnya dikenal lewat film independen yang berjaya di segmen Japanese Cinema Splash dua tahun lalu, ‘100 Yen Love’. Sebelumnya, ia sudah bermain di film-film Jepang yang cukup dikenal seperti ‘Love Exposure’ (Sion Sono, 2009) dan ‘For Love’s Sake’ (Takashi Miike). Perannya dalam ‘0,5 mm’ (Momoko Ando) dan ‘100 Yen Love’ (Masaharu Take) sudah membawa Ando memenangkan sejumlah award termasuk Japan Academy Prize sebagai Best Actress. Tiga film terbarunya tahun ini adalah ‘Remembrance’ (Yasuo Furuhata), ‘A Boy who Wished to be Okuda Tamio and a Girl who Drove All Men Crazy’ (Hitoshi One) dan ‘Destiny: Kamakura Story’ (Takashi Yamazaki).

Aktris Yu Aoi memulai debutnya lewat film karya Shunji Iwai, ‘All About Lili Chou Chou’ di tahun 2001 dan meraih penghargaan Japan Academy Prize sebagai Best Actress lewat ‘Hula Girls’ (Sang-il Lee, 2006). Di tahun lalu, Aoi tampil dalam dua film sebagai pemeran utama wanita; ‘Over the Fence’ (Nobuhiro Yamashita) dan ‘Japanese Girls Never Die’ (Diego Matsui). Film terbarunya tahun ini adalah ‘Tokyo Ghoul’ (Kentaro Hagiwara) dan ‘Birds Without Names‘ (Kazuya Shiraishi).

Muse ke-3, Hikaru Mitsushima dikenal pertama kali lewat ‘Love Exposure’-nya Sion Sono dan langsung memenangkan sejumlah penghargaan untuk aktris dan pendatang baru baik di dalam atau festival luar Jepang. Tampil berturut-turut dalam 3 film di tahun 2010, ‘Hara-Kiri: Death of a Samurai’-nya Takashi Miike di tahun 2011 hingga ‘Traces of Sin’ (Kei Ishikawa, 2017), Mitshushima masih punya dua film berikutnya; film animasi karya Hiromasa YonebayashiMary and the Witch’s Flower’ dan ‘Life and Death on the Shore’ karya sutradara Michio Koshikawa.

Sementara yang terakhir, Aoi Miyazaki, sudah memulai leading role-nya sejak tahun 2002 di ‘Harmful Insect’ karya Akihiko Shiota yang ditayangkan di Venice dan membuahkannya Best Actress Award di Nantes Three Continent Festival ke-23 di tahun yang sama. Salah satu penampilan terbaiknya baru-baru ini ada di film ‘Rage’ (Sang-il Lee, 2016), dan Miyazaki masih akan muncul dalam film terbarunya, ‘The Last Recipe’ karya Yojiro Takita.

Segmen Japan Now sendiri sudah dimulai sejak TIFF 2015 dengan fokus-fokus berbeda ke ragam konten sinema Jepang untuk mengedepankan kultur negaranya. Dua tahun terakhir, segmennya diisi oleh fokus ke sutradara Jepang; Masato Harada, Shunji Iwai dan penayangan film-film terbaru dari sutradara Jepang terkenal seperti Hirokazu Kore-eda, Kiyoshi Kurosawa, Sion Sono dan Shinya Tuskamoto. (dan)