Home » Dan at The Movies » THE EMOJI MOVIE (2017)

THE EMOJI MOVIE (2017)

THE EMOJI MOVIE: A HIGHLY IMAGINATIVE CONCEPT THAT FALLS SHORT ON EMOTION
Sutradara: Tony Leondis
Produksi: Sony Pictures Animation, 2017

Image: impawards.com

Anda mungkin bisa mengulik banyak artikel tentang sejarah Emoji untuk komunikasi ponsel yang merupakan pengembangan dari emoticons berupa representasi gambar terhadap ekspresi wajah untuk menyampaikan emosi. Berasal dari ponsel Jepang di akhir ‘90an sebelum akhirnya merambah dunia internasional lewat sistem operasi iPhone, android dan sejenisnya, ia kini sampai juga ke film lewat karya animasi Sony Pictures.

Ini, tak bisa dipungkiri, merupakan ide yang terdengar sangat brilian dengan aspek-aspek yang menyentuh banyak elemen yang sudah digunakan dalam ide film atau animasi lain. Soal tipe-tipe emosi dalam Inside Out yang sebenarnya bukan juga orisinil, tema-tema petualangan memasuki sebuah sistem komputer dari Tron ke Wreck-it Ralph ataupun penelusuran universe fantasi baru dari sebuah bentuk komoditas atau thematic factory product seperti Toy Story atau The Lego Movie. Masalahnya adalah bagaimana cara mengembangkannya menjadi sebuah plot yang mampu mengeksplorasi tiap aspek yang terkait di dalamnya; dan konsep ini jelas tak mudah, bahkan mungkin jauh lebih kompleks dari apa yang dilakukan Inside Out dalam berbicara proses emosi dalam otak manusia karena sangat terkait dengan banyak elemen lain dari dunia di dalam ponsel berikut aplikasi-aplikasinya.

Gene (disuarakan T.J. Miller), seorang emoji ‘meh’ yang hidup di Textopolis, kota digital dari ponsel milik seorang remaja bernama Alex (Jake T. Austin) punya cita-cita untuk bisa bekerja di text center aplikasi ponsel tersebut bersama para emoji lain. Malangnya, putra dari dua emoji meh senior Mel dan Mary (Steven Wright & Jennifer Coolidge) ini menderita malfungsi yang membuatnya memiliki berbagai ekspresi dan justru sulit menjadi meh. Kesalahannya berbuntut hukuman dari Smiler (Maya Rudolph), emoji smiley pimpinan text center yang kemudian mengirimkan bots untuk men-delete-nya. Gene yang melarikan diri kemudian dibantu oleh emoji tangan Hi-5 (James Corden) yang berambisi mendapatkan kembali popularitasnya untuk mencari bantuan pada hacker emoji Jailbreak (Anna Faris) yang menyimpan sebuah rahasia; untuk membawa Gene ke luar menuju Cloud melalui Dropbox buat diprogram ulang sebelum Alex menghapus semua aplikasinya di pusat servis.

Disutradarai sekaligus berasal dari ide Tony Leondis, sutradara film animasi Igor yang mengawali karir sebagai story artist di The Prince of Egypt dan The Lion King II – di antaranya, skrip yang ditulis oleh Leondis bersama Eric Siegel dan Mike White dari sejumlah komedi Jack Black seperti School of Rock dan Nacho Libre sebenarnya sudah mengemas plotnya dengan brilian.

Menggelar petualangan serunya melewati berbagai aplikasi populer dari game Candy Crush, Just Dance ke sosmed Instagram hingga Youtube; berikut aplikasi-aplikasi fungsional lain dan karakter-karakter pendukung universe-nya dari bots sampai internet trolls, cara tim animasinya menuangkan ide kompleks ini menjadi visual yang menarik benar-benar terasa sangat cerdas tanpa pernah bisa terbayangkan sebelumnya. Meski tetap beresiko ke sejumlah plot hole terkait sistem operasional yang rumit bagi yang benar-benar memahaminya, fantasi mereka menghidupkan universe-nya benar-benar patut diacungi jempol.

Apalagi, Leondis bersama timnya tetap menjaga batasannya untuk bisa dipahami pemirsa segala umur dan tetap mengedepankan unsur fun dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Sematan lagu-lagu pop-rock klasik ’80an dari We’re Not Gonna Take it-nya Twisted Sisters, Wake Me Up Before You Go-Go-nya Wham! ke hits era sekarang seperti Feel this Moment-nya Pitbull feat. Christina Aguilera yang juga ikut menyumbang suaranya ke salah satu karakter semakin menambah kemeriahan The Emoji Movie sebagai animasi segala umur. Masih ada sejumlah nama-nama tenar seperti Patrick Stewart, Sofia Vergara dan Rob Riggle di deretan voice cast-nya.

Sayangnya, The Emoji Movie juga punya masalah dengan kompleksitas ide dan penyampaian emosi dalam bentukan karakter-karakter utamanya. Bukan berarti karakter GeneHi-5 dan Jailbreak sebagai lead-nya tak digagas dengan menarik, namun interaksi side characters yang harusnya berpotensi memunculkan sisi emosi yang kuat terutama Mel dan Mary seringkali terbentur pada keterbatasan yang ada dalam putusan-putusan kreatif menyangkut tampilan ekspresinya sendiri.

Begitu pula dengan selipan love story di antara Gene dan Jailbreak, serta persahabatan instan antara Gene dan Hi-5 yang kapasitas emosinya tetap terasa terkesampingkan dan tak pernah bisa mencapai puncaknya. Sementara sisi komediknya juga kerap membuat kita lebih mengagumi eksplorasinya ketimbang tertawa lepas. Fun, tapi nyaris tak pernah terasa kelewat lucu dalam konteks yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam sebuah sajian animasi sejenis. Di luar penggalan penutup bagus yang sangat mengingatkan feel dalam bentuk beda ke Toy Story sebagai inspirasi terkuat Leondis, ini menunjukkan bahwa penyampaian emosi dalam sebuah animasi memang sangat bergantung pada permainan teknisnya menampilkan ekspresi karakter-karakternya.

Begitupun, The Emoji Movie bukanlah sebuah film animasi yang gagal total sebagaimana rata-rata rating luar biasa rendah dari banyak kritikus luar yang dipenuhi hujatan secara berlebihan. Ini masih jauh lebih baik dari sejumlah caci-maki yang saban hari kita temukan di sosmed, dan masih sangat menghibur sebagai tontonan animasi buat seluruh keluarga. Jangan lewatkan juga animasi pendek Hotel Transylvania, Puppy! dari Genndy Tartakovsky di pembuka awalnya. A highly imaginative concept that falls short on emotion, yet still very entertaining! (dan)