
©2017 tiff-jp.net
Seperti tahun-tahun sebelumnya, juri kompetisi internasional di Tokyo International Film Festival (TIFF/TIFFJP) – yang selalu diisi oleh beberapa nama besar (Sutradara Bryan Singer, James Gunn, di antaranya juga pernah mengisi posisi ini) selalu melakukan sesi temu dengan para media internasional lewat sebuah konferensi pers resmi yang digelar di Toho Cinema, Roppongi Hills.
Tahun ini, di edisi ulang tahun ke-30-nya, posisi ketua/presiden juri kompetisi internasional itu diisi oleh aktor peraih Oscar Tommy Lee Jones bersama keempat anggotanya; aktris/sutradara China Zhao Wei/Vicky Zhao, sutradara/produser/penulis Iran Reza Mirkarimi, aktor internasional asal Jepang Masatoshi Nagase dan sutradara Perancis Martin Provost. Berlima, mereka akan menilai keseluruhan 15 film dari berbagai belahan dunia yang bersaing di sesi kompetisi utama TIFF tahun ini untuk memperebutkan Tokyo Grand Prix, Jury Prize dan sejumlah kategori lain, dari sutradara hingga akting.

©2017 tiff-jp.net
Membuka sesi temu itu, Tommy Lee Jones mengatakan bahwa dengan komposisi juri yang datang dari 5 negara, mereka sebenarnya tidak bisa dikatakan mewakili seluruh dunia, tapi juga tidak datang secara individual dari negara sendiri. Menyampaikan rasa hormatnya terhadap TIFF, mereka, tambah Jones, akan berkolaborasi untuk menyatukan visi buat memilih film-film yang dibuat dengan baik serta mampu meninggalkan impresi lebih di antara yang lain.
Reza Mirkarimi kemudian mengatakan bahwa ia sebelumnya sudah pernah mengikuti TIFF sebagai pembuat film lewat karyanya, Under the Moonlight tahun 2001 dan meraih sutradara terbaik dan penghargaan spesial juri (Special Jury Prize). Kini, berdiri di sisi juri, membuatnya melihat balik, bahwa menjadi pihak penentu jauh lebih sulit daripada membawa film sendiri. Baginya, persyaratan utama yang harus ada pada film pemenang adalah nilai sinematis, baru menyusul persyaratan lainnya.

©2017 tiff-jp.net
Vicky Zhao ikut berkomentar bahwa ia merasa senang melihat diversifikasi negara serta genre dalam deretan nominee kompetisi utama tahun ini. Ia mengatakan bahwa ia tak sabar untuk segera mengarungi petualangan untuk bisa bersama-sama keluar dengan satu keputusan akhir yang baik, namun secara personal, ia mengatakan bahwa ia lebih mementingkan cerita, ekspresi visual dan ke mana sebuah film mampu membawanya ke sebuah pengalaman baru. Sementara aktor Masatoshi Nagase merasa bahwa mereka perlu membawa perspektif tak hanya sebagai filmmaker tapi juga sebagai audiens untuk memilih satu yang terbaik dari 15 judul tersebut.
Sutradara Martin Provost lantas menambahkan bahwa tugas sebagai juri baginya selalu merupakan tugas tersulit dalam karirnya, namun ia akan berusaha untuk tetap objektif dengan lebih cermat memperhatikan proses yang ada di tiap film-film nominee itu. Baginya, nilai lebih mungkin bisa dicapai dari relevansi tema sekaligus memperkenalkan pemirsanya ke dunia yang berbeda, yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Menanggapi perspektif berbeda dari masing-masing anggotanya, Jones kemudian menengahi bahwa poin-poin berbeda itu sebenarnya tetap mengarah ke hal yang sama. Bahwa apa yang mereka cari adalah proses crafting yang bagus dari sebuah karya. Bahwa semua hal yang bisa membuat sebuah film menjadi koheren adalah human factor yang tertuang di dalamnya. Intelektualitas manusia dan emosi yang manusiawi-lah yang pada akhirnya akan membuat sebuah film bisa benar-benar terhubung ke audiens atau tidak.
Di akhir sesi ini, Jones menjawab pertanyaan salah satu media tentang definisi sinema dalam satu kata. Jones mengatakan, “Jika sinema bisa dijelaskan dengan satu kata, maka tak ada satupun dari kita yang menjalankan kameranya”. Walau begitu, Jones menambahkan, jika benar-benar mau tahu definisi singkat tentang sinema, semua orang harus menonton ulang sebuah film lawas Jean Luc Godard, Pierrot le Fou di salah satu adegan saat sutradara Samuel Fuller muncul lewat dialog: “Film is like a battleground. Love. Hate. Action… Emotion”. Kembali menutupnya dengan penuh canda, ditimpali tawa riuh dari anggota juri lainnya serta seluruh media, Jones mengambil mic kembali dan mengatakan bahwa sebenarnya ia punya jawaban yang tepat, dan jawabannya adalah uang.
Tokyo International Film Festival ke-30 masih akan berlangsung hingga 3 November 2017. (dan)