Home » Dan at The Movies » MEN IN BLACK: INTERNATIONAL (2019)

MEN IN BLACK: INTERNATIONAL (2019)

MEN IN BLACK: INTERNATIONAL: A FUN SPECTACLE THAT’S LOSING ITS BEATS ALONG THE WAY

Sutradara: F. Gary Gray

Produksi: Columbia Pictures, Amblin Ent, Image Nation, Tencent Pic, Sony, 2019

Image: impawards.com

Tak banyak yang tahu mungkin, kalau Men in Black (MIB) merupakan adaptasi komik Malibu/Marvel karya Lowell Cunningham. Dirilis pertama kali tahun 1997 oleh sutradara Barry Sonnenfeld yang masih bertahan hingga MIB3, franchise-nya masih bertahan hingga 2012 dengan jarak ke masing-masing sekuel selama 5 dan 10 tahun. Ide tentang satuan rahasia yang bekerjasama dengan aliens untuk melindungi galaksi dari alien-alien jahat ini harus diakui fresh dan ke luar di saat Will Smith tengah berada di puncak karirnya. Sekuelnya, dengan resep yang sama masih berhasil, begitu pula instalmen ketiga yang membawa inovasi perjalanan waktu di balik sosok Josh Brolin sebagai versi muda agen K (Tommy Lee Jones) sebagai penutup.

MIB: International ini sebenarnya bukan sebuah sekuel melainkan lebih berupa spin-off yang membawa karakter-karakter baru kecuali anjing alien Frank the Pug (Tim Blaney) setelah absen di film ketiga yang muncul sebentar sebagai penyambungnya, plus tentunya Emma Thompson sebagai Agen O pimpinan MIB dari MIB3. Jualannya, tentulah Thor dan Valkyrie, Chris Thompson dan Tessa Thompson yang popularitasnya menanjak dari MCU, ditambah Liam Neeson dan komedian Kumail Nanjiani yang memerankan alien Pawny. Ada pula Rebecca Ferguson sebagai alien ex-love interest Hemsworth bernama unik, Riza.

Dengan agen-agen baru ini, International membagi kisahnya ke petualangan baru agen H (Hemsworth) dan agen ambisius Molly/M (Thompson) sebelum dipertemukan dalam sebuah misi oleh High T (Neeson), mantan partner H yang kini menjadi petinggi bersama agen C (Rafe Spall) dari markas London untuk membongkar sebuah konspirasi yang melibatkan orang dalam MIB sendiri.

Ditulis oleh duo Art Marcum & Matt Holloway dari Iron Man dan Punisher: War Zone, International masih tak beranjak jauh dari pakem instalmen induknya. Tetap mengedepankan buddy action comedy dengan selipan trend feminis di porsi Thompson (joke sebutan Women in Black adalah satu di antaranya), sayangnya – mereka, bersama sutradara F. Gary Gray (The Negotiator, The Italian Job, The Fate of the Furious) seakan ragu untuk mengembangkan bumbu romansa yang muncul setengah-setengah sejak awal, padahal ini bisa jadi sesuatu yang beda di lead pairing-nya.

Selagi Hemsworth di-plot membawa hunky jokes khasnya yang seakan keterusan ke luar film hingga ke promo-promo The Avengers secara sedikit berlebih – namun ini tentunya tak akan membuat fansnya keberatan, porsi Thompson kebanyakan hanya terbentur di penampilan fisik tanpa benar-benar bisa mengembangkan chemistry-nya dengan Hemsworth. Di luar mereka, Neeson dan Emma Thompson jelas tak perlu ditanya, namun dua karakter sampingan yang muncul mencuri perhatian justru alien mungil Pawny yang disuarakan Kumail dan Spall.

Dimulai cukup kuat di bagian-bagian awal namun seperti kehilangan beat di pace-nya di paruh kedua menuju klimaks yang tak pula se-seru satu sekuens aksi di pertengahan film – membuat kita tak begitu peduli dengan whodunit twist yang sudah terbaca dari awal, International menjadi sangat lemah di bagian komedi dibandingkan film-film pendahulunya (walau di film ketiga porsi ini memang sudah cukup menipis). Untunglah, porsi aksi dan tampilan CGI berikut gimmick-gimmick semesta kisahnya dari pameran aliens berikut transformasinya (ada satu adegan khusus versi Indonesia yang menampilkan Mike Lewis sebagai alien) ke vehicles, device dan armory-nya, walau tergolong minim – sama sekali tak mengecewakan. Tak heran, franchise MIB memang punya sentuhan Amblin dan Steven Spielberg yang termasuk rajanya dalam hal ini. Paling tidak, faktor dan aspek-aspek itu jugalah yang membuat mengapa kita menyukai franchise MIB di samping tentunya, duet Smith dan Lee Jones yang memang tak bisa terulang. (dan)