HOBBS & SHAW: A SUPERDUPER FUN, FAST, FURIOUS AND HIGH OCTANE ACTION CHAOS
Sutradara: David Leitch
Produksi: Seven Bucks Productions, Chris Morgan Productions, Universal Pictures, 2019

Di luar waralaba Marvel – Disney, tak bisa dipungkiri, Fast & Furious adalah waralaba blockbuster terkuat di Hollywood sekarang ini. Walau diwarnai kisruh konflik antar pemain hingga produser Neal H. Moritz, kreator waralabanya yang didepak Universal, Fast & Furious terus berlanjut dari sebuah cult action balapan menjadi character franchise bak film superhero hi-tech dengan bongkar pasang karakter-karakter jagoan yang berseliweran menyelamatkan dunia.
Dengan bertambahnya bintang yang ikut bergabung, sebagai penyegarannya, kini hadir spin-off pertamanya yang menyorot karakter Luke Hobbs (diperankan Dwayne Johnson) dan enemy turns allies, Deckard Shaw (Jason Statham) dalam Hobbs & Shaw. Tak tanggung-tanggung, mereka menggamit David Leitch, stunt coordinator yang beralih menjadi sutradara dari John Wick, Atomic Blonde dan Deadpool 2, sementara skripnya ditangani oleh Chris Morgan yang dari karirnya menulis sejumlah instalmen Fast & Furious sejak Tokyo Drift menjadi gandengan Universal lewat rumah produksinya, Chris Morgan Productions, serta Drew Pearce dari Iron Man 3 dan Mission: Impossible – Rogue Nation. Johnson dan Statham sendiri ikut duduk di kursi produser dalam kolaborasi lepas perdana mereka.
Usaha agen MI6 Hattie Shaw (Vanessa Kirby) mengamankan virus pemusnah Snowflake yang berpotensi melelehkan organ manusia berujung kacau karena disatroni Brixton Lore (Idris Elba), agen super dari organisasi Etheon. Hattie yang berhasil melarikan diri menyuntikkan virus itu ke dirinya sendiri lantas difitnah, dan membuat CIA memerintahkan Hobbs & Shaw – yang ternyata punya rahasia masa lalu dengan Lore berikut hubungannya dengan Hattie, bekerjasama untuk mengamankannya. Dua pejantan botak dengan ego kelewat tinggi yang awalnya menolak menjadi partner ini tentu hanya punya satu jalan bernama kekacauan, dan Lore – jelas tak begitu saja melepas buruannya. Perang tanding ini pun meledak memporak-porandakan jalanan London, Rusia hingga kampung halaman Hobbs di Samoa! Whoa!
Bukan usaha gampang mungkin membangun spin-off dengan segala koneksinya meski karakter Hobbs dan Shaw sudah begitu melekat bagi para fans Fast & Furious, namun Morgan dan Pearce ternyata punya cara jitu menyatukan keduanya. Di sinilah Hobbs & Shaw menjadi sangat unik karena mereka menggabungkan begitu banyak elemen-elemen trivial bukan saja dari induk waralabanya dan track record film-film yang mereka tulis, tapi bahkan dari filmografi Johnson – Statham berikut segala trope genre film-film blockbuster yang berseliweran menyenggol satu sama lain secara begitu menyenangkan, belum lagi ke sosok Vanessa Kirby yang sudah menunjukkan potensi action-nya di M:I – Fallout dan tentunya, Idris Elba.
Dari The Italian Job, Fighting with my Family hingga eerrr.. Moana, lapis terdasar buddy action-nya tetap diisi banter perang ego Hobbs dan Shaw buat menyelingi segala tinju dan tendangan bangunan aksinya, sementara printilan-printilannya tak pernah lupa menyambung inti benang merah Fast & Furious dari pameran kebut-kebutan mobil canggih, mewah dan terutama, soal keluarga. Mereka bahkan menyelipkan dua mother to son issues ke dua karakter utamanya dengan mulus.
Bagai sebuah pohon silsilah genealogi, Morgan dan Pearce melebarkan lagi cabang-cabangnya baik ke karakter yang sudah kita kenal sebelumnya seperti ibu Shaw yang diperankan Helen Mirren, juga karakter baru yang diperankan Kirby dan Cliff Curtis. Seakan belum cukup, masih ada pula sejumlah karakter yang berpotensi masuk ke Fast & Furious nantinya, dari sosok misterius Madam M (Eiza Gonzáles) ke dua nama besar – Kevin Hart dan Ryan Reynolds sebagai agen operatif Dickley dan Lock di porsi comic relief yang singkat-singkat saja namun tak pernah gagal meledakkan tawa.
Pendeknya, pola keseluruhannya memang sudah sangat mengarah ke sebuah gelaran semesta superhero yang tak henti mengenalkan karakter baru dari satu instalmen ke instalmen lainnya, dan Hobbs & Shaw sudah melakukannya dengan baik. Sementara, adegan-adegan aksinya bereskalasi luar biasa eksplosif dan menaikkan adrenalin memunculkan stunts, koreografi hingga ke polesan hi-tech CGI yang belum pernah kita lihat sebelumnya, kalaupun tak sampai melampaui, namun berinovasi lebih dahsyat dari instalmen-instalmen waralaba induknya terdahulu.
Begitupun, selain Johnson dan Statham yang kita tahu tak akan sulit membentuk chemistry dari Fast & Furious yang sudah-sudah, kedigdayaan mereka membangun tahap demi tahap formula mutakhir itu kini berhasil memunculkan Vanessa Kirby sebagai MVP-nya. Beraksi sebagai Hattie Shaw dalam effort Fast& Furious mengedepankan karakter-karakter wanita pentolannya – dari Michelle Rodriguez ke Gal Gadot bahkan terakhir, Charlize Theron tanpa lupa menyebut Mirren, Kirby benar-benar ampuh menyita perhatian sejak scene pembukanya bersama Elba, membaurkan kecantikan, elegansi aristokrat agen Inggris dan ketangguhan luar biasa dari sosok karakternya.
Seperti kunci sukses sebuah film aksi pemacu adrenalin yang menggelegar, titik-titik action staging dan koreografi yang tampil dalam Hobbs & Shaw berhasil pula menguatkan bangunan emosi dari tiap lapis belokan plot dan interkoneksi karakternya tanpa perlu terasa menjelimet di durasi lebih dari dua jam. Dari baku tembak menuruni gedung, car chase action yang melaju kencang hingga konvoi mobil yang terikat melayang-layang bersama helicopter stunts dan meledak ke finale 3 on 3 Johnson – Statham – Elba, tahapannya benar-benar bereskalasi lebih lagi dan lebih lagi. Ini memang spin-off yang dahsyatnya luar biasa. A superduper fun, fast, furious and high octane action chaos! (dan)