Home » Events » “KITA BUTUH SINEMA DAN SINEMA BUTUH KITA” – ISABELLE HUPPERT DI SEREMONI PEMBUKA TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL KE-34

“KITA BUTUH SINEMA DAN SINEMA BUTUH KITA” – ISABELLE HUPPERT DI SEREMONI PEMBUKA TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL KE-34

©2021 TIFF

Tokyo, 30 Oktober 2021 – Edisi ke-34 Tokyo International Film Festival (TIFF) resmi dibuka lewat gelaran karpet merah di International Forum Hibiya bersama seremoni pembukanya.  Melanjutkan edisi tahun lalu yang tetap digelar secara terbatas di tengah pandemi, jumlah kasus yang mulai mereda tahun ini juga tak banyak menampilkan tamu-tamu dan undangan internasionalnya. Namun begitu, akris Prancis legendaris Isabelle Huppert, yang tahun ini menjabat sebagai Jury President, tetap hadir bersama sejumlah undangan dari luar Jepang seperti para panelis sesi diskusi TIFF “Future of the Film Industry”, Artistic Director dari festival film internasional terkemuka, Frederic Boyer dan Carlo Chatrian, masing-masing dari Tribeca dan Berlinale, serta Christian Jeune, Director of Film Department dari Cannes.

©2021 TIFF

Dikarenakan situasi pandemi, semua perhelatannya dilakukan dengan pelaksanaan prokes ketat, termasuk penayangan fisik, sesi Q&A dan masterclass, juga sesi Conversation Series di Asia Lounge yang tahun ini berpindah ke kawasan Yurakucho – Hibiya – Ginza, Tokyo, dari tahun-tahun sebelumnya di Roppongi. Sebagian sesi Q&A juga akan dilakukan secara online untuk menampung undangan-undangan luar Jepang termasuk penayangan secara live stream.  TIFF tahun ini akan menayangkan keseluruhan 126 film secara fisik, baik di bioskop maupun penayangan luar bioskop, dengan 15 film yang akan bertanding memperebutkan penghargaan tertinggi TIFF, Tokyo Grand Prix. 10 di antaranya menempati status bergengsi World Premiere dari jumlah submisi keseluruhan yang berjumlah 1533 judul film dari 113 negara.

Karpet Merah TIFF diawali dengan kemunculan aktor Kaho Minami, Takuhei Kaneko dan Shogen sebagai pemeran utama film GENSAN PUNCH, film dalam segmen Gala Selection yang diproduksi bersama oleh Jepang dan Filipina dengan sineas kondang Brillante Ma Mendoza dari Filipina. GENSAN PUNCH adalah sebuah biopic petinju berdasar sosok nyata Nao Tsuchiyama, petinju Jepang yang harus berjuang ke Filipina untuk menjadi atlit profesional di tengah kondisi disabilitas dengan kaki artifisialnya.

Mempresentasikan film tersebut, Shogen berkomentar “Karena Covid-19, kami terpaksa menunda syuting di tengah jalan dan menunggu hingga 15 bulan untuk menyelesaikan semuanya”. Aktris senior Kaho Minami sendiri mengatakan bahwa keberadaannya sebagai juri di TIFF 2018 mengawali pertemuannya dengan sutradara Brillante Mendoza yang menjabat Jury President saat itu. “Dari sanalah rencana kerjasama ini dimulai”, tambahnya. Sementara Takuhei Kaneko, yang juga ikut berperan dalam film Mendoza lainnya yang ditayangkan di TIFF tahun ini dalam segmen kompetisi utama, drama gangster jalanan PAYBACK, memuji visi Mendoza yang benar-benar tahu apa yang ia lakukan walaupun skrip kedua film ini belum sepenuhnya lengkap ketika produksi mulai berjalan. “ Saya merasa terhormat kedua film ini bisa ditayangkan di TIFF tahun ini”, pungkas Kaneko.


©2021 TIFF

Selain aktris terkenal Ai Hashimoto yang tahun ini menjadi Festival Ambassador TIFF, nama-nama lain di karpet merah TIFF antara lain Tadashi Nohara, sutradara wanita yang mengantarkan debut penyutradaraannya lewat film THIRD TIME LUCKY ke kompetisi tahun ini bersama dua bintangnya, Rira Kawamura dan Katsuyuki Kobayashi, sutradara Matsui Daigo dari film JUST REMEMBERING, juga sutradara Keisuke Yoshida yang menjadi fokus di segmen Nippon Cinema Now. Sutradara yang dikenal dengan julukan Master of Psychological Drama ini membawa tiga filmnya, INTOLERANCE, BLUE dan HIME-ANOLE.

Gelaran Karpet Merah ini ditutup oleh kemunculan dewan juri kompetisi internasional; Sutradara/Penulis Shinji Aoyama, Kritikus Film Chris Fujiwara, Komposer Film Hiroko Sebu. Disusul oleh Produser/Kurator yang sudah sangat dikenal di kancah festival film internasional di Asia, Lorna Tee serta tentu saja Isabelle Huppert sebagai Jury President.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Seremoni Pembuka tahun ini digelar tepat setelah penyelenggaraan Karpet Merah. Dibuka oleh orkestra wanita “The Women Orchestra Japan” yang memainkan medley lagu-lagu soundtrack film terkenal, Festival Chairman TIFF tahun ini, Hiroyasu Ando lantas membuka acaranya. Melanjutkan tahun keduanya menjabat sebagai Chairman TIFF, Ando yang juga merupakan pimpinan The Japan Foundation yang sejak 2014 sudah bekerjasama dengan TIFF dalam program-program pertukaran budaya mengatakan, “Rasanya masih tak percaya pada akhirnya, di menit-menit terakhir, kami bisa juga menyelenggarakan festival ini. Dengan pandemi yang mulai mereda, kami sangat senang bisa menyambut lebih banyak tamu untuk tahun ini”.

Juga berkomentar soal perpindahan lokasi utama TIFF yang sudah dipertahankan selama 17 tahun di kawasan Roppongi Hills ke kawasan Hibiya – Yurakucho – Ginza, Ando mengatakan, “Kami ingin menjangkau lebih banyak lagi audiens dan penonton, dan dari pengamatan saya beberapa malam ini, melihat spanduk-spanduk TIFF bertaburan di kawasan ramai itu rasanya sangat menyenangkan”. Ia lalu menambahkan, “Setelah 17 tahun pula, TIFF akhirnya punya Programming Director baru di tangan produser legendaris Shozo Ichiyama, yang me-reorganisir segmen-segmen baru dengan kebijakan-kebijakan terkini. Saya berharap dengan semua pembaharuan ini, TIFF akan menjadi pengalaman serta memberikan empati baru bagi semua pencinta film selama 10 hari ke depan”. Mengakhiri sambutannya, Ando secara resmi membuka TIFF edisi ke-34 tahun ini.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemudian tampil lewat video untuk menyampaikan sambutannya. Memberi ucapan selamat untuk kick-off TIFF, ia mengatakan, “Walaupun kita masih berhadapan dengan perang melawan pandemi, saya ingin menyampaikan penghargaan untuk semua yang telah berdedikasi mengadakan festival secara hybrid lewat offline dan online. Tokyo International Film Festival adalah kesempatan besar untuk memperkenalkan daya tarik budaya dan konten kita ke mata dunia internasional. Saya berharap lewat festival ini, ketertarikan kepada sinema dan animasi Jepang akan menjangkau pemirsanya sebanyak mungkin, dan sebagai penutup, saya menyampaikan selamat untuk kesuksesan Tokyo International Film Festival dan kelangsungan industri sinema Jepang”.

Sambutan setelahnya datang dari aktris Ai Hashimoto sebagai Festival Ambassador. Menyampaikan tema TIFF tahun ini, “Crossing Borders”, Hashimoto mengatakan, “Ada banyak bentuk pembatas – fisik, nasional, kultural dan gender – namun kita mesti mendekatkan dan saling menerima satu dengan lainnya. Saya rasa semangat toleransi dapat dibangun lewat film, dan festival-festival seperti ini bisa membantu menyampaikan pesan itu”.

Representasi dari tiga festival film internasional yang akan mengisi diskusi panel TIFF dalam World Cinema Conference tahun ini, Frederic Boyer dari Tribeca, Chatrian dari Berlinale dan Christian Jeune dari Cannes juga muncul di atas panggung menyampaikan sambutan mereka dilanjutkan dengan penayangan trailer line up TIFF dan pengumuman kerjasama TIFF dengan PBB lewat program SDGs (Sustainable Development Goals) terutama kesetaraan gender dan gerakan melawan krisis iklim.


©2021 TIFF

Para Dewan Juri Kompetisi Internasional  lalu menyampaikan sambutan mereka masing-masing. Setelah Lorna Tee yang mengatakan, “Menjadi sangat penting bagi sinema sekarang untuk terus berdiri secara independen dan memberi kebebasan pada kisah-kisah yang perlu diceritakan”, Isabelle Huppert menyampaikan sambutannya sebagai Jury President.  “Saya sangat senang berada di sini. Adalah tantangan besar untuk menciptakan festival yang besar, terutama setelah serangan pandemi di tahun lalu, namun saya percaya kita bisa meraih kemenangan di tahun ini. Apa yang sebenarnya sangat kita rindukan adalah kebersamaan termasuk dalam menonton film bersama-sama. Di TIFF, saya sangat menantikan kebersamaan ini bersama para rekan juri karena KITA BUTUH SINEMA DAN SINEMA BUTUH KITA”.

©2021 TIFF

Seremoni pembuka TIFF ke-34 pun diakhiri dengan pengantar ke film pembuka, film drama Hollywood CRY MACHO karya Clint Eastwood di usianya yang ke-91. Film ini sekaligus memperingati 50 tahun karirnya sebagai sutradara sejak film PLAY MISTY FOR ME di 1971. Eastwood yang juga pernah menyutradarai film berbahasa Jepang LETTERS FROM IWO JIMA di tahun 2006 ini menyampaikan rasa terima kasihnya lewat sebuah surat yang ditampilkan di layar. Dalam surat tersebut, Eastwood mengatakan bahwa ia sangat merasa terhormat CRY MACHO bisa menjadi film pembuka TIFF dan berharap bisa hadir. “Lewat CRY MACHO, saya ingin menyampaikan interpretasi saya terhadap ‘kekuatan sesungguhnya’. Film ini dibuat semasa pandemi, dan saya harap CRY MACHO juga bisa membawa semangat keberanian dan kekuatan terhadap industri film. Saya harap kalian menyukai film ini”, pungkas Eastwood dalam suratnya.

TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL ke-34 akan berlangsung dari 30 Oktober hingga 9 November 2021 di kawasan Hibiya – Yurakucho – Ginza, Tokyo. (dan)